Selasa, 15 Juli 2008

wali

 NABI KHIDIR AS DAN WALI ALLAH
Ahmad Zain An Najah

“ Keyakinan kita (ahlu al–sunnah wa al-jama’ah) adalah tidak memuliakan seorang wali di atas nabi, bahkan sebaliknya kita berkeyakinan bahwa satu orang Nabi lebih mulia dari seluruh wali “ ( Imam Thohawi )

Adalah seorang Kyai yang mendapat amanat sebuah jabatan yang bergengsi, akan tetapi yang sangat disayangkan adalah pernyataan-pernyataannya yang sering kali terdengar aneh, manuver-manuver politik nya sering membingungkan orang, alias nggak jelas dan sulit di tebak, “ manuver politik seorang wali “ kata seorang pengikutnya. 

Bahkan ketika secara jelas, dia melakukan sebuah kesalahan fatal, masih ada saja yang menyeletuk: “ dia kan seorang wali , masak berbuat salah “ . Cara berpikir seperti ini perlu diluruskan.

Sebagian lain mengaku, bahwa dia mempunyai seorang guru, yang dalam satu waktu bisa berada di dua tempat. Percayakah anda bahwa dia seorang wali Allah ? Bahkan diantara mereka tidak bergeming sedikitpun ketika di bacok dengan pedang, apakah itu pertanda bahwa dia mempunyai karomah ? Bahkan konon beberapa diantara wali songo bisa merubah buah yang masih dipohon menjadi emas, malah diantara mereka ada yang bisa berjalan di dalam tanah. Bagaimana seorang muslim harus bersikap, ketika melihat fenomena di atas ? 

Pengertian wali dan beberapa syaratnya

Wali di dalam ajaran Islam mempunyai banyak arti :

1/Wali berarti teman setia dan orang yang dipercaya Allah berfirman 

يأبها الذين آمنوا لا تتخذوا عدوي وعدوكم أولياء تلقون إليهم بالمودة وقد كفروا بما جاءكم من الحق

Wahai orang – orang yang beriman janganlah engkau menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman- teman setia, yang kamu sampaikan kepada mereka ( berita –berita Muhammad), karena rasa kasih sayang , padahal mereka telah ingkar terhadap kebenaran yang datang kepadamu “ ( QS Al Mumtahanah : 1 )

2/Wali juga berarti pemimpin. Allah berfirman :

يأبها الذين آمنوا لا تتخذوا اليهود والنصارى أولياء بعضهم أولياء بعض

“ Wahai orang – orang yang beriman , janganlah engkau menjadikan orang orang Yahudi dan Nashrani sebagi pemimpin- pemimpin kamu, sebagian mereka adalah pemimpin sebagian yang lain “ ( QS Al Maidah : 51 )

3/Wali juga berarti pelindung. Allah berfirman :

الله ولي الذين آمنوا يخرجهم من الظلمات إلى النور

“ Allah adalah pelindung orang –orang beriman , Yang mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju kepada yang terang “ ( QS Al Baqarah : 257 )

Dari keterangan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Wali Allah adalah : “ Orang – orang yang dekat kepada Allah , karena mereka menyerahkan diri kepada-Nya, mengerjakan perintah- perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya( menjadikan Allah sebagai pemimpin mereka ) , serta mereka akan mendapatkan perlindungan dari Allah “ . 

Sebagian ulama ada yang membagi Wali Allah menjadi dua kelompok : 

a. Kelompok pertama yaitu orang- orang yang mendapatkan “ Wilayat al-‘Ammah ” ( perlindungan secara umum ) dari Allah . Mereka itu adalah orang-orang Islam dan beriman , yang secara umum telah mendekatkan diri dengan Allah, dan akan mendapatkan perlindungan dari Allah, walau mereka kadang menjauh dari Allah, atau berbuat maksiat terhadapNya. 

b.Adapun kelompok yang kedua adalah mereka yang akan mendapatkan “ Wilayat al-Khosoh “ ( perlindungan secara khusus ) dari Allah swt. Menurut sebagian ulama , mereka adalah orang - orang yang mengetahui Allah dengan segala sifat-sifatNya, yang selalu mentaati segala perintah–Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, selalu menjaga dirinya supaya tidak terjerumus ke dalam kesenangan yang melalaikan, dan segera bertaubat ketika berbuat kesalahan “ 

Namun, orang yang mendapatkan “Wilayat al-Khosoh “ diatas, sebenarnya tidaklah terbatas apa yang di terangkan di atas , artinya : bahwa orang yang mengetahui Alloh dan sifat-sifat-Nya saja, belumlah cukup untuk mendapatkan “Wilayat al-Khosoh “ dari Allah. Karena ada satu unsur penting yang belum disebutkan pada pengertian di atas , padahal unsur tersebut sering disinggung oleh para ulama. 

Untuk mengetahui satu unsur penting tersebut, kita mencoba menyelusurinya, disela- sela pernyataan Hasan Basri, seorang ulama yang amat piawi pada zaman tabi’in. Beliau pernah mengatakan : “ Ilmu itu ada dua ; ilmu yang di lidah, adalah sesuatu yang akan dimintai pertanggung jawabannya di depan Allah, sedang yang kedua adalah ilmu yang di hati, inilah ilmu yang bermanfaat “ .Beberapa ulama salaf pun pernah mengatakan : “ Ulama itu ada tiga macam ; Pertama : adalah mereka yang mengetahui tentang Allah dan tentang perintah Allah, Kedua: adalah meeka yang mengetahui tentang Allah tapi bodoh terhadap perintah-perintahNYa , Ketiga : adalah mereka yang mengetahui perintah Allah tapi bodoh tentang Allah sendiri. Yang terbaik adalah yang pertama “ . 

Berpijak dari keterangan diatas, kita katakan bahwa : seorang wali yang akan mendapatkan wilayah khossoh , haruslah mempunyai ilmu yang memadai tentang Dienul Islam, atau meminjam ungkapan Hasan Basri adalah menguasai ilmu tentang hukum-hukum Allah. Tanpa bekal ini, tak mungkin seseorang bisa sampai pada derajat wali. Kenapa ? Karena seseorang tidak akan menjadi hamba yang dicintai Allah, kalau dia bodoh terhadap perintah-perintah-Nya. Semangat di dalam beribadah saja tidak cukup untuk meraih gelar ini. Kita lihat, umpamanya orang-orang Nasrani ( Kristen ) , mereka sangat antusias di dalam beribadah, tetapi Allah menyebut mereka sebagai orang-orang yang sesat ( Dhollin ) , seperti yang tercantum di dalam surat Al Fatihah. Semangat, tapi bodoh hanya akan menghasilkan orang- orang yang sesat saja. Sebaliknya, pintar tanpa semangat, hanya akan menghasilkan orang-orang yang dimurkai Allah ( Al Maghdhubi ‘alaihim ) termasuk di dalamnya orang-orang Yahudi. Islam adalah agama penengah ( wasath ), agama yang telah menjadi saksi bagi umat-umat yang lainnya, agama yang memperhatikan seluruh demensi kehidupan, agama yang ajarannya mampu membuat kehidupan ini seimbang.

Wal hasil, ilmu adalah hal yang sangat diperlukan bagi seorang yang ingin menjadi seorang wali. Perhatikan sabda Rosulullah saw. :

ومن يرد الله به خيرا يفقهه في الدين 

“ Barang siapa yang Allah menginginkan pada dirinya kebaikan, niscaya Allah akan memahamkan dia tentang ajaran agama. “ ( HR Bukhori Muslim ) 

Berkata Ibnu Hajar ketika mengomentari hadits diatas : “ Mafhum hadits diatas menunjukkan, bahwa barang siapa yang tidak mempelajari ajaran Islam atau paling tidak tentang dasar-dasar agama dan masalah furu’ yang terkait, berarti dia tidak akan mendapatkan kebaikan ( Fathul Bari 1/165 ) .

Hal ini dikuatkan juga dengan firman Allah : 

ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولاهم يحزنون الذين آمنوا وكانوا يتقون

” Sesungguhnya para wali Allah itu tidak ada ketakutan dalam diri mereka dan merekapun tidak bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah serta bertaqwa kepadaNya “ ( QS. Yunus : 62-63 ) 

Orang- orang yang bertaqwa adalah orang yang mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Dan seseorang tidak akan bisa berbuat seperti itu, kalau tidak mengetahui perintah-perintahNya serta bodoh terhadap larangan-laranganNya.

Dari uraian di atas, akhirnya kita bisa menyimpulkan, bahwa Wali Allah yang sebenarnya adalah seorang muslim yang alim terhadap ajaran agamanya dan konsekwen, serta konsisten dengan ilmu yang dimilikinya, siapapun dia, dan apapun kedudukannya. 

Khidhir as, seorang wali atau nabi ? 

Di sana ada beberapa kasus yang perlu ditanggapi, diantaranya adalah kisah Khidir dengan nabi Musa. Di dalam surat Al Kahfi disebutkan bahwa nabi Musa as pernah belajar kepada Khidhir. Sebagian kaum muslimin yang berkeyakinan bahwa Khidhir adalah seorang wali, mereka menyimpulkan bahwa seorang wali lebih afdhol dari seorang nabi, dengan bukti nabi Musa belajar kepada Khidir. Keyakinan ini, akhirnya berkembang lebih luas lagi dan menyebabkan bermunculnya orang- orang yang mengaku dirinya wali Allah, bahkan sebagian mereka sudah tidak mengakui ajaran Islam yang di bawa oleh nabi Muhammad saw, karena beranggapan bahwa wali lebih utama dari nabi, dan tidak perlu mentaati ajaran- ajarannya. 

Sungguh keyakinan semacam itu sangat menyesatkan, karena akan mengakibatkan rusaknya ajaran Islam ini. Padahal menurut pemahaman Ahlu al-Sunnah wa al- Jama’ah bahwa nabi dan rosul merupakan manusia yang paling utama dan mulia di sisi Allah swt. Untuk lebih jelasnya, kami sebutkan di bawah ini, urutan umat manusia yang paling utama sejak awal diciptakannya, hingga hari kiamat kelak-berdasarkan pendapat para Ulama Ahlu Sunnah- :

1-Urutan Pertama adalah para rosul dan nabi adalah kelompok manusia yang paling mulia di sisi Allah, bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa mereka lebih mulia dari para Malaikat. Diantara para rosul dan nabi tersebut, terdapat Ulul Azmi ( Nabi Muhammad saw, Isa as, Musa as, Ibrahim as, Nuh as) mereka itu, adalah orang – orang yang terbaik di antara para nabi dan rosul. Dan Nabi Muhammad saw adalah yang terbaik diantara ulul azmi sekaligus sebagai pemimpin para nabi dan rosul. 

2.Setelah itu, baru para wali Allah. Dan kelompok Wali Allah yang paling baik dalam sejarah manusia adalah para sahabat Rosulullah saw . Diantara para sahabat tersebut, Abu Bakar As-Siddiq adalah yang terbaik. Kemudian Khulafa Rosyidin sesudahnya yaitu : Umar bin Khottob ra, Utsman bin Affan ra, serta Ali bin Abi Tholib ra)

Barangkali diantara kita ada yang bertanya, kalau begitu di mana Khiddhir as di dalam urutan- urutan tersebut ? Bagaimana dengan wali-wali Allah yang lainnya, khususnya yang sangat dikenal oleh masyarakat awam ? Dan bagaimana dengan wali songo yang ada di Indonesia ?

Untuk menjawab sejumlah pertanyaan diatas, kita harus mengetahui terlebih dahulu, apakah Khidhir as itu nabi atau wali ? Sampai sekarang masalah ini, masih menjadi polemik yang hangat dikalangan sebagian orang. Dan hal ini, sangatlah wajar karena tidak ada teks Al-Qur’an maupun Hadist yang menyebutkan secara terus terang tentang status Khidhir as. Oleh karenanya kita dapatkan sebagian orang beranggapan bahwa Khidhir as, adalah seorang wali besar, bahkan mungkin Imamnya para wali. Dan Allah telah menganugrahkan kepada-nya wahyu dan ilmu, serta hikmah. Sebagian yang lain berkeyakinan bahwa Khidir as adalah salah satu dari Nabi Allah. Tapi yang jelas, keduanya sepakat bahwa Khidir as adalah hamba Allah yang pernah bertemu dan menjadi guru nabi Musa as, yang kisahnya disebutkan dalam Al Qur’an, tepat di dalam surat Al Kahfi.

Paling tidak, ada dua hal yang menunjukkan bahwa Khidhir adalah seorang nabi. 

Pertama : Ibnu Katsir di dalam bukunya “ Al Bidayah wa al -Nihayah “ telah memberikan alasan yang cukup menarik untuk menolak pendapat yang mengatakan bahwa Khidhir as membunuh anak kecil yang ditemuanya di jalan, karena perasaannya mengatakan bahwa anak kecil tersebut, kelak akan menjadi anak yang durhaka kepada orang tuanya. Ibnu Katsir menyatakan bahwa seorang wali, bagaimanapun juga derajatnya, tidak begitu saja berbuat sesuatu yang sangat besar hanya berdasar perasaan belaka. Karena sebuah “perasaan” tidak boleh dijadikan standar untuk semudah itu menghabisi nyawa anak kecil yang belum punya dosa. 

Abu Bakar as Siddiq ra saja- yang nota benenya adalah pemimpin para wali - masih bimbang , ragu-ragu, dan berpikir tujuh kali, sebelum akhirnya mantap untuk menjalankan proyek “ jam’ul quran “ ( mengumpulkan Al Qur’an dalam satu mushaf ) . Abu Bakar as Siddiq ra bimbang untuk melangkah, karena kawatir apa yang akan dilakukannya nanti akan menyalahi ajaran Rosulullah saw. Padahal proyek “ jam’ul quran “ merupakan proyek yang sangat masuk akal, dan mempunyai dasar pijakan yang kuat. Walau begitu, Abu Bakar as Siddiq masih ragu dan penuh kekhawatiran. Lain dengan Khidhir as, yang dengan begitu mudah membunuh anak kecil yang ditemuinya tanpa sebab apa-apa. Ini semua menunjukkan bahwa Khidhir as adalah seorang nabi yang mendapatkan wahyu dari Allah swt, sehingga dengan wahyu tersebut,tanpa pikir panjang beliau segera menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya, walau perbuatan tersebut, secara sekilas terlihat sebagai sebuah kemungkaran.

Kedua : Nabi Musa as belajar dari nabi Khidhir as. Ini juga , merupakan indikasi bahwa Khidhir as adalah seorang nabi. Karena sangat kecil kemungkinannya seorang Nabi sekaliber Musa as, diperintahkan belajar dari seseorang yang bukan Nabi. 

Bagi orang yang hanya membaca kisah Khidhir as dengan nabi Musa as secara sekilas, akan terkesan baginya, bahwa Khidhir as lebih pandai dari nabi Musa as. Dan itu, akan memberikan dampak yang kurang bagus pada keyakinan masyarakat, karena akan mengesankan bahwa Khidhir as ( yang menurut mereka adalah seorang wali ) ternyata lebih mulia dari seorang Nabi Musa as, salah seorang nabi yang mendapatkan julukan Ulil Azmi ( Nabi- nabi yang memiliki ketangguhan yang luar biasa ) 

Seseorang yang menyakini bahwa seorang wali lebih mulia dari nabi, bahkan lebih mulia dari para nabi yang tergolong dalam kelompok Ulul Azmi, maka orang tersebut telah terjerumus di dalam kebodohan yang nyata. Keyakinan tersebut merupakan keyakinan yang sesat, dan merusak aqidah kaum muslimin, karena beranggapan bahwa seorang wali berhak untuk berbuat sesuka hatinya, walau perbuatan itu bertentangan dengan syara’ dan akal sehat serta fitrah manusia. Dia, bisa saja merusak barang milik orang lain dengan dalih menyelamatkannya, atau bahkan akan dengan mudah membunuh siapa saja yang dia kehendaki, dengan alasan dia adalah seorang wali, dan dia meniru apa yang dilakukan oleh Khidhir as. 

Pendapat bahwa Khidir as, adalah seorang nabi, dikuatkan dengan perkataan seorang tokoh Islam, yang karya-karyanya menjadi rujukan kaum muslimin yang bermadzhab ahlu al–sunnah wa al-jama’ah, yaitu Imam Thohawi, beliau menulis di dalam matan “ Aqidah Al- Thohawiyah “ : 

“ Keyakinan kita (ahlu al–sunnah wa al-jama’ah) adalah tidak memuliakan seorang wali di atas nabi, bahkan sebaliknya kita berkeyakinan bahwa satu orang Nabi lebih mulia dari seluruh wali “ 

Begitu juga wali- wali lain yang telah dikenal luas oleh masyarakat, baik di Timur Tengah, maupun di belahan bumi yang lain, termasuk di Indonesia sendiri, mereka itu, bagaimanapun tingginya keimanan dan kehebatan mereka, namun kedudukan mereka, tetap di bawah para sahabat Rosulullah saw, karena para sahabat adalah generasi terbaik sepanjang sejarah manusia , tentunya setelah para nabi dan rosul. Merekalah ( para sahabat ) wali-wali Allah yang bukan saja bisa menyebarkan Islam , tapi mereka juga telah mampu menaklukan dunia ini dan membekuk dua kekuatan super power pada waktu itu, Persi dan Romawi. 

Sedangkan wali- wali Allah yang lain, khususnya yang hidup pada zaman ini, keimanan mereka jauh di bawah keimanan para sahabat. Apalagi yang mengaku-ngaku bahwa diri mereka wali, tentunya sangat jauh perbedaannya. Inipun, kalau mereka benar- benar wali Allah. Karena wali Allah yang sebenarnya, adalah mereka yang memberikan kontribusi pada masyarakat dengan semaksimal mungkin. Yaitu selalu berdakwah, beramar ma’ruf dan nahi mungkar, memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi di masyarakat , bahkan akan mampu mnggerakkan reformasi yang sebenar- benarnya. Dan tentunya Umat Islam, dan bangsa Indonesia khususnya, akan bisa merasakan kehadiran mereka. Namun kenyataannya, justru yang terjadi adalah kerusakan demi kerusakan, kekacuan demi kekacuan, bahkan suara mereka, yang mengaku wali- wali Allah, tidak pernah terdengar.Wallahu a’lam.

Kairo, Agustus 2002

Sabtu, 12 Juli 2008

jasad



MANTERA ULAR CINTAMANI

Dalam dunia perniagaan yang penuh dengan serba cabaran, bermacam-macam cara di gunakan untuk menstabilkan dan memajukan perniagaan. Bila mendapatkan bantuan daripada pihak lain dengan tujuan untuk memajukan perniagaan, sering kali bayarannya amat tinggi.

Mantera tertera dibawah gunanya untuk pemanis dan pelaris perniagaan. Amalkannya setiap hari supaya murah rezeki.

..................................................................................................

Hai .......................... cintamani,

Aku menghadap ke timur, aku makmur,

Aku menghadap ke barat, aku isyarat.

Berkat aku memakai ............................ cintamani.

..................................................................................................

..................................................................................................

..................................................................................................

Kuuuuurrr semangat,

Sekalian ...................................

Menyerkup bumi tapak adam,

..................................................................................................

..................................................................................................

Sekalian umat muhamad menyerkup langit.

Cucur mencurur .............................. kepada aku,

Kuuurrr semangat,

..................................................................................................

..................................................................................................

Curur mencucur ..................... kepada aku.

Salleh Wali menjaga depan pintu mukaku.

Syekh Saidi mengajar aku.

..................................................................................................

..................................................................................................

ILMU BASMALLAH

Tulis gambarajah ini diatas kain sutera putih pada waktu Malam kemudian diukup dengan bau-bauan yang wangi sambil membaca “Ya hu, .......................... ...........................Ya Rab, Ya Salam, Ya Latif, ...................................... Ya Nur, Ya Haardi” bacanya ................ Bila anda menjadikannya tangkal dan memakainya bila jumpa sesiapa jua kerana sesuatu hajat, insya Allah di jamin kabul.





ILMU PENGASIH SERI MUKA

Untuk mengamalkan ilmu pengasih serimuka perlulah anda berpuasa pada hari ................... dan selepas sembayang ........... , baca ............ 121 kali, lepas sembayang isyak baca 121 kali dan selepas sembayang subuh, baca lagi 121 kali. Kemudian tulis huruf-huruf ini pada kertas putih yang bersih. Tulisan ini hendaklah sekali sahaja – jangan padam-padam dan jadikan tangkal. Sesiapa yang pakai tangkal itu, jadilah pada penglihatan orang lain akan wajah laksana bulan purnama, cantik dan manis.



MASA MENULIS AZIMAT YANG PALING SESUAI

Hari Ahad : Jam ........ pagi – ........ tengahari

Hari Isnin : Jam ........ malam – ........ pagi

Hari selasa : Jam ........ pagi – ........ petang

Hari Rabu : Jam ........ pagi hingga ........ pagi

Hari Khamis : Jam ........ petang hingga ........ malam / pagi

Hari Jumaat : Jam ........ petang – ........

Hari Sabtu : Jam ........ ........ ........


SYARAT-SYARAT
........
Hadap ........
Tempat menulis serta alat menulis hendaklah bersih
tidak boleh bercakap bila menulis
Mesti menulis dengan ........ besi panjang ........ (kalau menulis ........ ........) : atau dengan pen kalau tulis pada kertas putih
Mestilah menulis dengan berhati-hati dan tulis sekali : batal kalau ulang-ulang tanpa padam-padam

CARA MENGUNCI AZIMAT

Sebelum bermula menulis tangkal atau azimat, kamu hendaklah membaca SALAM PEMBUKA di bawah ini :

“ Asalam walaikum ya ........ ........;

Asalam walaikum ya ........ ........;

Asalam walaikum ya ........ ........;

Asalam walaikum ya ........ ........;

........ ........; ya rijjah lullah ;

........ ........; ya rijal ........ ........;

........ ........; ya hallah nau bah ;

........ ........; ya nik bahyi , ya nujbahyi, ya

Ibdahli, ya autadi, ........ ........ ........ ........;

Ya kuthri, ........ ........ ........ ........ ya saidina

Khadri tahi yatul minni illaikum wahha tawasilu

Bikum illallahi ........ ........ ........ ........)”

“A ghi suni sari a bi ghau sillahi, a i nuni bi au nillah – unzuru ila ........................................................................................ ....................................................................................... na wal mur sahi na wal malai ka til mukar ra bii na wal auliyai .......................................................................................”

Cara mengunci ialah dengan membaca

1. Ayatul Kursi sekali

2. Fatihah sekali

3. ........ ..........

4. Al Falaq sekali

5. ........ .........

DOA PENUTUP

...............................................................................................

................................................................................................

.............................................................................. fatihah 3 kali)

kemudian sambung terus wa sallal lahu ala saiyidina muhammad wa’a laa alihi wa sah bihi wasallam subhana rabbikal izzati amma yasipun

................................................................................................

................................................................................................
wa salamu alal mursalain wa hamdu lil lahi rabbil ‘a lamin.





ILMU PENGASIH

Pernahkah anda gagal dalam percintaan? Adakah cinta anda berbalas? Atau adakah anda hanya bertepuk sebelah tangan atau hati anda pernah hancur akibat kegagalan dalam bercinta? Adakah anda selalu terbayang wajah buah hati anda yang telah menolak cinta dan luahan hati anda? Adakah mulut anda terasa berat untuk meluahkan isi hati anda yang suci murni itu?

Setiap insan pasti pernah gagal dalam bercinta? Ada cinta yang berbalas dan ada pula yang hanya bertepuk sebelah tangan. Buku ini dihasilkan bagi mereka yang “bertepuk sebelah tangan”. Mantera yang terdapat dalam buku ini digunakan oleh orang-orang muda zaman dahulu dan masih mujarab hingga ke hari ini. Mantera-mantera ini sesuai digunakan oleh kaum lelaki mahupun kaum wanita. Anda tidak perlu berjumpa bomoh atau dukun dan membazirkan duit yang banyak bagi mendapatkan minyak pengasih.

Sebagaimana kita sedia maklum, penyakit-penyakit luar dan dalam seperti demam, barah dan sebagainya dapat diubati oleh doktor dan pakar perubatan tetapi penyakit sepert gila cinta, rindu dan patah hati tidak mampu diubati oleh doktor kecuali dengan ilmu dan hikmatnya. Anda mungkin pernah terdengar atau terbaca bagaimana orang yang gagal dalam bercinta lebih sanggup membunuh diri atau menjadi gila akibat gagal dalam bercinta.

Saya menurunkan di sini ilmu yang saya pelajari dari guru-guru dan bomoh dengan tujuan dapat berkongsi dengan mereka-mereka yang berminat tentang ilmu ini dan sedang menghadapi konflik jiwa akibat gagal dalam bercinta.

Namun, ilmu-ilmu dalam buku ini adalah dilarang sama sekali untuk digunakan bagi tujuan jahat dan melanggar ajaran agama.

Perlu diingat bahawa keyakinan kepada tuhan dan ianya berlaku dengan izinnya adalah utama. Hanya Dia yang maha berkuasa. Dialah yang mengizinkan samada amalan kita menjadi atau tidak. Sekian.

1. ILMU PENGASIH PANAH ARJUNA

2. ILMU PENGASIH IMAM MAHADI

3. ILMU SERU SEMANGAT

4. ILMU PENGASIH PUTIH

5. ILMU PENGASIH SATU PURNAMA

6. ILMU PENGASIH RATU AJASMORO

7. ILMU PENGASIH PUTERI LAUT SELATAN

8. ILMU PENGASIH SEMAR MESEM

9. ILMU PELEMBUT HATI

10. ILMU PEMANIS SERI MUKA

11. ILMU MEMUJA KEKASIH

12. ILMU MEMINANG



1. ILMU PENGASIH ‘PANAH ARJUNA’

Mentera dibawah dinamakan mantera ‘panah Arjuna’ asalnya dari Jawa dan mantera ini sempena gagah Pendawa Lima dalam cerita Mahabaratha.

Bismillah ir- Rahman ar- Rahim. Inilah ................... Arjuna

Tolong panahkan ........................... Kalau tak kena matanya,

...............................................................................

yang merindui. Engkau bahawa (nama)

......................................................................................

Dengan berkat-kata La illah ha-illa Allah

Mohammad ar-Rasul ul-Allah

Kemudian perlulah diikuti dengan mentera ini.

“Bismi’llahi ‘r-Rahmani’r-Rahim. Bakar .................. tanah! Aku bakar .................................................................................................

bakar digunung, gunung runtuh, Aku bakarkan di batu, batu belah. ................................................................................................. hanchor luloh .................... Gila berahi kepada aku. Tidak boleh senang diam : seperti pasir ini terbakar. Benchilah (nama) ................................................................................................. .................................................................................................

dirinya. Hilang akal, ........................ kena bisa panah Sang Rajuna, Berkat do’a. ‘Ia ilaha illa’llah, Muhammad Rasul’llah.”


2. ILMU PENGASIH IMAM MAHADI

“Ya Hu, Ya Allah Ya Birru, Ya Hakim, Ya Rab.

.................................................................................................. ..................................................................................................

Ibiola rajah menempoh .................... bergerak sidang berahi, menencing ...................... sendra memancur gila.

.................................................................................................. ..................................................................................................

seorang dengan berkat doa

Lailaha illallah, Muhammadar rasul Allah”


3. ILMU SERU SEMANGAT

“Sikat-sikat penyikat aku, cahaya menyeri kemukaku.

.................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. Serta berkat doa laillah illallah muhammadar Rasullillah.”


4. ILMU PENGASIH PUTIH

.................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. Roh aku naik, Allah memegang,

Roh aku turun, Muhammad memegang.

Roh aku naik, .......................,

.................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. Berkat doa laillaha illallah”


5. ILMU PENGASIH SATU PURNAMA

“Bismillahirahmannirrahim.

Hai nursa, .....................:

Nur aku nur muhammad, nur (namanya).

.................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................Ini kan hati manusia bernur.

Hai nursa, nursi, nurpapu.

.................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................Berkat kata laillaha illallah muhammadar rasulullah.”


6. ILMU PENGASIH RATU AJASMORO

“Hai ratu Ajasmoro;

Datanglah bersama air mata siti fatimah;

.................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................

Kembalikanlah kasih cucu adam dan hawa kepada hamba.

Biar tujuh ........................... ;

Biar tujuh lautan menentang;

Sedangkan kuman diseberang laut lagikan datang;

.................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................

Atas berkat nur ........................ :

Kalbu kata guruku, kalbu kata pengajian aku”.


7. ILMU PENGASIH PUTERI LAUT SELATAN

“Bismillahirahmannirrahim.

.................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................

Satu tubuh dua nyawa.

Rindu kasih sayang kasih.

.................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................

Berkat diiringi sang samar dengan berkat doa laillaha illallah muhammadar rasul Allah.”


8. ILMU PENGASIH SEMAR MESEM

Bismillah ir- Rahman ar- Rahim

Ya Allah, Allah Yahu

Amalanku Semar Tersenyum

.................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................

Sirihnya .................

Gambirnya otak (nama)

Kapurnya fikiran (nama)

Tembakaunya rambut (nama)

.................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................

Yahu Allah, ...........................

La illah ha-illa Allah

Mohammad ar-rasul ul-Allah


9. ILMU PELEMBUT HATI

Allahumma salli ala nuril anwar wasir ril asrar wataryakil aghyar wa ..................................................................................................

ashabihil akhabihil akhyar adada niamil- lahi wa if dahil.


10. ILMU PEMANIS SERI MUKA

“Bismillahirrahmannirrahim.

Hai ..........................,

Aku gantung dipintu kaabah.

Aku berdiri sebagai raja.

.................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................

illallah muhammadur rasullullah”.


11. ILMU MEMUJA KEKASIH

“in taku misko la hab batin,

..................................................................................................

fil ardhi yak ti bi ha.

Uaha in nalla ha la tif fun kha bir,

.................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................

In ballaha latifun khabir”


12. ILMU MEMINANG

“Salamun kau lan min rab bir Rahim”

..................................................................................................

anhum minallahi min syai in ....................... naf sin yak kuba ka dha ya”




Bahagian A – Ilmu Pembenci

GAMBARAJAH 1 – Ilmu pembenci Kelantan Siam I

Bahagian Hadapan

GAMBARAJAH 2 – Ilmu pembenci Kelantan Siam I

Bahagian Belakang Gambarajah 1

GAMBARAJAH 3 – Ilmu pembenci Melayu Siam II

GAMBARAJAH 4 – Ilmu pembenci Melayu I

GAMBARAJAH 5 – Ilmu pembenci Melayu II

GAMBARAJAH 6 – Ilmu pembenci Melayu III

GAMBARAJAH 7 – Ilmu pembenci Melayu IV

GAMBARAJAH 8 – Ilmu pembenci Melayu V

GAMBARAJAH 9 – Ilmu pembenci Melayu VI


Bahagian B – Ilmu Pencinta

GAMBARAJAH 10 – Ilmu pencinta Melayu Siam I

GAMBARAJAH 11 – Ilmu pencinta Melayu Siam II

Bahagian Hadapan

GAMBARAJAH 12 – Ilmu pencinta Melayu Siam II

Bahagian belakang gambarajah 11

GAMBARAJAH 13 – Ilmu pencinta Melayu I

GAMBARAJAH 14 – Ilmu pencinta Melayu II

GAMBARAJAH 15 – Ilmu pencinta Melayu III

GAMBARAJAH 16 – Ilmu pencinta Melayu IV

GAMBARAJAH 17 – Penguat Ilmu Pencinta

GAMBARAJAH 18 – Ilmu pencinta Melayu V

GAMBARAJAH 19 – Ilmu pencinta Melayu VI


Ilmu Pembenci dan Pencinta

Bahagian A – Ilmu Pembenci

Jika menghadapi masalah seperti orang yang kita benci menyayangi dan mencintai kita pula. Ini merupakan satu masalah yang paling besar apabila kita tidak berupaya dan untuk mengelak cintanya sudah tentu menjadi satu perbuatan yang tidak senang diri. Hendak melayan orang yang di benci pula adalah satu perkara yang mustahil. Hati tidak akan tenteram jika tidak dapat menjauhkan dari orang yang tidak sukai. Disini terdapat berbagai-bagai cara yang paling mudah tetapi anda perlukan keyakinan, kerana sesuatu tanpa keyakinan tidak akan berjaya. Cara ini merupakan antara kunci pembenci setelah anda gagal berikhtiar.


GAMBARAJAH 1 – Ilmu pembenci Kelantan Siam I

Bahagian Hadapan



GAMBARAJAH 2 – Ilmu pembenci Kelantan Siam I

Bahagian Belakang Gambarajah I




Cara: Perlu ditulis pada ............. dengan apa jenis ..... baru.

dan mesti dihabiskan sekali bertulis tanpa padam padam.

Kedua-dua nama pasangan yang hendak dipisahkan itu perlu ditulis dalam gambarajah ini mengikut ejaan yang betul. Hendaklah ditanam ditempat .............. : sekiranya seorang berjalan ......... maka ia akan benci kekasihnya


GAMBARAJAH 3 – Ilmu pembenci Melayu Siam II







Cara: Lukiskannya atas......... Potong kepala biawak kabuk dan............ Masukkan kertas itu ke dalam mulutnya dan tutupkannya. Tanamkan kepala itu dengan hidung memandang ke langit. Ingat, nama kedua – dua pasangan hendaklah ditulis dalam gambarajah itu. Siapa diantara berjalan diatasnya akan membenci yang lain.


GAMBARAJAH 4 – Ilmu pembenci Melayu I




Cara: Kekuatannya sama seperti diatas tetapi ianya ditanam sendikit tanpa kepala biawak kabuk. Boleh juga diletakkan dibawah ................


GAMBARAJAH 5 – Ilmu pembenci Melayu II





Cara: Ianya ditulis atas limau nipis. Lukiskan satu garisan ditengah limau dengan........... Lukiskan tiga garisan seperti dalam gambarajah. Tuliskan nama lelaki di tempat ‘A’ dan nama perempuan di temapat ‘B’. Mereka tidak perlu berjalan diatasnya.

GAMBARAJAH 6 – Ilmu pembenci Melayu III




Cara - Ianya hendaklah ditulis di atas daun ....... dan boleh disembunyikan bawah rumah atau kereta dan sebagainya. Tulis nama si lelaki di tempat ‘A’ dan nama perempuan di tempat ‘B’. Mereka tidak perlu berjalan diatasnya.

GAMBARAJAH 7 – Ilmu pembenci Melayu IV





Cara: Kekuatan dan caranya sama seperti diatas tetapi daun ........ digunakan , itu sahaja.

GAMBARAJAH 8 – Ilmu pembenci Melayu V





Cara: Ini digunakan untuk memisahkan kawan sejantina : iaitu lelaki dengan lelaki atau perempuan dengan perempuan. Caranya seperti diatas.

GAMBARAJAH 9 – Ilmu pembenci Melayu VI



Caranya: Gunakan sebutir telur tembelang dan lukiskan seperti gambarajah dibawah.

Lakukannya pada kulit telur seelok-eloknya dibuat pada hari......... Selepas melukis rajah tersebut anda haruslah membaca serapah atau jampi sebanyak ...... kali.

‘Wa al-qaina Bai-nahunul, Ada wata wal-bagh-da-a, Ela Yaumil-qiyamah’.

Selepas menjampi telur tersebut anda haruslah membuang telur tersebut ke kawasan atau rumah diduduki oleh orang yang anda benci. Balingkan kedalam kawasan sehingga telur jatuh dan pecah. Perubahan dapat dilihat dalam beberapa hari dimana terdapat perubahan pada dirinya. Walaupun begitu,anda harus ingat bahawa setiap kejadian itu atas kehendak Tuhan kita hanya dapat bermohon dan berikhtiar.


Bahagian B – Ilmu Pencinta

GAMBARAJAH 10 – Ilmu pencinta Melayu Siam I



Cara: Tuliskan atas kertas bersih kemudian tuliskan nama orang yang diidami atas garisan A – B. Lepas itu, tulis nama sendiri atas nama tadi di garisan A-B. Ulanginya tiga kali. Kemudian bakarkannya dan masukkan ....................... dan beri pada sidia.

GAMBARAJAH 11 – Ilmu pencinta Melayu Siam II

Bahagian Hadapan




GAMBARAJAH 12 – Ilmu pencinta Melayu Siam II

Bahagian belakang gambarajah 11






Cara: Ditulis dengan............................ . Kemudian masukkan nama sendiri dan nama orang yang dicintai atas garisan A-B. Tanamkan azimat di ........................ dicintai pada malam itu juga. Kalau dia melangkah atas azimat itu 3 kali dalam sehari maka dia akan jatuh cinta pada anda

GAMBARAJAH 13 – Ilmu pencinta Melayu II




Cara: Tuliskan atas .............. bersih kemudian tuliskan nama orang yang diidami atas garisan A – B. Lepas itu, tulis nama sendiri atas nama tadi di garisan A-B. Ulanginya tiga kali. ................. ............ ......... an beri pada sidia.

GAMBARAJAH 14 – Ilmu pencinta Melayu




Cara: Tuliskan atas .................. kemudian tuliskan nama orang yang diidami atas garisan A – B. Lepas itu, tulis nama sendiri atas nama tadi di garisan A-B. Ulanginya tiga kali. Kemudian .................. ............................................dan beri pada sidia.


GAMBARAJAH 15 – Ilmu pencinta Melayu




Cara: Tuliskan atas ............ rsih kemudian tuliskan nama orang yang diidami atas garisan A – B. Lepas itu, .................. dan beri pada sidia.

GAMBARAJAH 16 – Ilmu pencinta Melayu II




Cara: Tuliskan ................... beri pada sidia.

GAMBARAJAH 17 – Penguat Ilmu Pencinta IV



Cara: Barisan A dan Barisan B dilukis dibelakang gambarajah – gambarajah (13, 14, 15 dan 16) diatas untuk menguatkan kuasa azimat. Barisan ini hendaklah dilukis dalam sekali gerak tanpa berhenti atau padam-adam. Gunakan Barisan B untuk memikat lelaki dan barisan A untuk memikat perempuan.

GAMBARAJAH 18 – Ilmu pencinta Melayu V




Cara: Buat satu patung daripada .......... putih sebagai tanda orang yang dicintai . Kemudian bakarkan satu lagi lilin merah didepan kamu. Bakarkan kemenyan disebelah kanan dan letakkan patung itu dibelakang .......... itu. Tuliskan gambarajah 18 atas kertas putih bersih dengan............ Asapkan kertas azimat itu dengan membaca Al Fatihah 3 kali dan bila tamat membaca tiupkan atas patung itu sekali sambil mengingat orang yang dicintai dihati. Asapkan kertas azimat itu sekali lagi sambil membaca .........................NI (7x) : .................AB (7x) : SHEIKH .......... .............(7x). Ulangi jampi ini selama 7 malam berturut-turut selepas tengah malam. Insya Allah terjadi.

GAMBARAJAH 19 – Ilmu pencinta Melayu VI




Caranya: Ambil sehelai kertas putih kemudian lukis sebuah lekaran rajah dengan ayat-ayat rahsia yang ditunjukkan. Setelah anda melukis lakaran rajah tulislah ayat ini keliling rajah dan bacalah ayat dibawah. Tertanamlah kasih sayangmu padaku (baca 9 kali),

Bernyala-nyala bertiup marak semerbak kasih sayang di hati ............. ( tulis namanya dan nama ibunya ) dengan kesucian.

Ayat yang mulai ini ......................

Bertugaslah engkau, hai rohani yang menjaga ayat sebagai api menyambar hati.......( tulis namanya dan ibunya).

Segera, segera, segera dengan tidak ...................... yang bertugas.

Setelah itu, ambil sebutir ............ dan sedikit ...............r, kemudian ............... bersama ayat dan rajah lalu dibakar.

Semasa membakar, anda haruslah membaca serapah sebanyak 313 kali. ‘............. ang saudara, ke......na ....... ku turutkan’ Lakukanlah dengan cara yang sebaik-baiknya.

Azimat boleh ditullis oleh sesiapapun asalkan dia tahu syarat membuatnya, waktu dan ilmu penguncinya.

















































minda anthurium


ilmu silat &
batin wali ghaib



ILMU SILAT DAN BATIN WALI GHAIB

Buku ini dibahagikan kepada dua bahagian. Bahagian pertama buku ini mengandungi latihan-latihan asas serta pukulan-pukulan tangan dan kaki. Latihan yang terdapat dalam buku ini dapat membantu meningkatkan stamina serta menguatkan anggota badan. Latihan ini dapat menguatkan sambil memberi ketangkasan yang tinggi pada bahagian kaki dan tangan kamu. Pukulan tendangan yang disenaraikan dapat membantu menguatkan otot-otot kaki dan tangan serta keupayaan.

Selain daripada latihan asas, jadual pusat bahaya dan pukulan maut yang boleh memudaratkan pihak lawan juga disertakan bersama cara menghadapi musuh, Rahsia pemati kaki, Rahsia serangan, Rahsia gerak musuh, Falsafah serangan, Rahsia mematikan senjata dan lain-lain.

Bahagian kedua buku ini mengandungi ayat-ayat ilmu batin. Antara ayat-ayat yang terkandung didalam buku ini ialah;

Ayat Induk Intighfar, Ayat Cuca, AYAT-AYAT GHAIB, Ayat Pelindung, Ayat Semangat Berani, Ayat Pedang, Ayat memohon kemenangan dan mengalahkan musuh, Ayat Penembak, Ayat menjatuhkan musuh, Ayat memecah batu batu, Ayat membuka kebal lawan / musuh, Ilmu Pengerun, Mandi limau untuk kebal, Ayat hapuskan isi batin musuh, Ayat hancur Jin, Ayat membentengi ilmu sihir hitam guna-guna dan lain-lain.

Kehidupan dizaman angkasa ini penuh dengan jenis kerenah dan perbuatan manusia seperti merompak, memukul, menyamun, membunuh, peras ugut telah menjadi perkara biasa. Walaupun ada yang cuba lawan tetapi mereka (terutamanya orang laki-laki) nahas dicederakan oleh penyerang. Jadi ada orang yang rela menyerah tanpa melawan. Perkara seperti ini tidak perlu dialami buat lama lagi. Anda juga boleh menghadapi musuh dengan adanya ilmu dengan IZIN ALLAH.

KHASIAT ILMU BATIN WALI GHAIB

Dengan membaca buku ini dan selepas saya menerima kamu sebagai anak murid yang menuntut ilmu ini secara gaya pos.
Untuk memiliki buku ini terlebih dahulu anda perlu mengisi borang sumpah.

 


Jumat, 11 Juli 2008

minda metafisikal

kekuatan minda ada pada diri kita sendiri ilmu batin tenaga dalam

Jumat, 13 Juni 2008

anang

http://www.indowebster.com/OST_MIMPI_MANIS_inouimz.html

http://loadingvault.com/search.php?q=Cinta+Yang

http://trianglevoiceradio.com/12051985Street Fighter 4

http://www.terragame.com/downloadable/fighting/index_1_sort2.html

http://atlantis.bigfishgames.com/http://www.geocities.com/supersephta_games/


Rabu, 04 Juni 2008

teknik-membuat-web-profesional-dengan-photoshop1

Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
1
Teknik Membuat Web Profesional
dengan Photoshop
Slamet Riyanto
kangmas@slametriyanto.web.id
http://slametriyanto.web.id
Pada bagian ini kita akan membahas tentang teknik pengembangan situs sesuai dengan sketsa.
Proses pengembangan diawali dengan pembuatan layout halaman menggunakan Adobe
Photoshop, kemudian diolah dalam Macromedia Dreamweaver untuk menambahkan isi
(content) dan sedikit tambahan menu pop up (pull down) menggunakan Javascript.
Untuk studi kasus, pertama kali kita akan mencoba membuat situs pribadi. Dalam hal pemilihan
warna, terserah para pembaca. Saya sebagai penulis hanya memberikan teknik membuat bentuk
layout halaman website profesional.
4.1. SITUS PRIBADI
Gambar 4.1.1. Bentuk Layout yang akan disempurnakan
Dengan melihat bentuk layout tersebut di atas, akan lebih mudah proses pengembangannya
dalam Adobe Photoshop. Sebelum membuat dokumen baru, kita harus mengetahui bahwa tidak
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan
disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat
tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang
disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang,
kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari IlmuKomputer.Com.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
2
semua resolusi monitor pengguna sama dengan yang kita miliki. Sebagai contoh, resolusi
monitor kita menggunakan ukuran 1024 x 768 pixel sedangkan pengguna (user) hanya memiliki
resolusi 800 x 600 pixel. Apabila Anda membuat ukuran dokumen 900 x 600 pixel maka
menimbulkan ketidaknyamanan pengunjung karena harus sering menggulung halaman website
akibat ukuran dokumen terlalu lebar. Sebaiknya lebar tidak melebihi 800 pixel.
4.2.1. Membuat Dokumen Baru
Diasumsikan Anda menggunakan Adobe Photoshop CS maupun CS2. Jalankan program
Adobe Photoshop kemudian ikuti beberapa petunjuk berikut ini.
1. Buatlah dokumen baru dengan ukuran 800 x 600 pixel. Mode warna RGB, resolusinya 72
pixel, mode warna RGB 8 bit dan latar belakang white. Beri nama dokumen baru tersebut
(misal: Situs Pribadi), setelah selesai klik OK.
Gambar 4.1.1.1. Kotak dialog dokumen baru
2. Untuk mempermudah proses pembuatan interface situs, ada baiknya memasukkan gambar
bentuk layout ke dalam dokumen Adobe Photoshop. Anda dapat menduplikasi (copy dan
paste) ke dalam dokumen tersebut.
Gambar 4.1.1.2. Sketsa yang telah dibuka dengan Photoshop
3. Klik Set Foreground color untuk memilih warna sebagai latar belakang.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
3
Gambar 4.1.1.3. Set Foreground color
4. Setelah kotak dialog Color Picker muncul, masukkan kode warna # 0066cc pada kotak
kode.
Gambar 4.1.1.4. Kotak dialog Color Picker
5. Tekan tombol Alt+Backspace secara bersama-sama untuk memberi warna pada layer
Background.
Gambar 4.1.1.5. Layer Background yang telah diberi warna
6. Buatlah layer baru dengan nama “Up” kemudian aktifkan Rectangle Marquee tool dan
buatlah seleksi seperti nampak pada gambar berikut.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
4
Gambar 4.1.1.6. Membuat seleksi berbentuk kotak.
7. Tekan huruf D pada keyboard untuk mengubah warna default Foreground dan
Background (Hitam dan Putih) kemudian tekan huruf X untuk membalik warna tersebut.
Tekan tombol Alt+Backspace secara bersama-sama untuk memberi warna putih pada
layer “Up”. Tekan Ctrl+D untuk membuang seleksi.
Gambar 4.1.1.7. Memberi warna putih sebagai tempat navigasi.
4.2.1. Membuat Interface
Bentuk interface yang bagus dapat membangkitkan “gairah” para pengguna untuk tetap
menikmati berbagai berita dan informasi yang disajikan. Keunikan bentuk interface memiliki
nilai tersendiri karena tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menciptakan bentuk
tersebut. Berikut ini akan membahas salah bentuk interface yang modern.
8. Pertama kali, aktifkan tool Pen.
Gambar 4.1.2.1. Pen tool.
9. Pada menu option di bagian atas, pilih Shape Layers.
Gambar 4.1.2.2. Menu Option Pen tool.
10. Klik Set Foreground Color untuk memilih warna.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
5
Gambar 4.1.2.3. Kotak dialog Color Picker untuk memilih warna.
11. Setelah kotak dialog Color Picker muncul, masukkan kode warna #ff5d6c pada kotak
yang disediakan.
Gambar 4.1.2.4. Kotak dialog Color Picker
12. Buatlah Shape menggunakan Pen tool dengan bentuk seperti nampak pada gambar 4.1.2.5.
13. Aktifkan Convert Point tool untuk membuat efek lengkung. (Lihat gambar 4.1.2.6.).
Gambar 4.1.2.5. Bentuk Shape yang diinginkan.
14. Aktifkan Convert Point tool untuk membuat efek lengkung.
Gambar 4.1.2.6. Mengaktifkan Convert Point tool
15. Klik pada segmen yang ingin diberi efek lengkung. Klik dan tahan sambil menggeser
salah satu convert point ke kanan secara perlahan agar membentuk lengkungan yang
diinginkan.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
6
Gambar 4.1.2.6. Membuat bentuk lengkung
16. Selanjutnya memilih segmen yang lain. Klik dan tahan sambil menyeret pointer ke kanan
secara perlahan agar membentuk objek yang diinginkan.
Gambar 4.1.2.7.Membuat bentuk lengkung
17. Jika telah selesai maka akan terbentuk sebuah asesoris modern seperti nampak pada
gambar berikut.
Gambar 4.1.2.8. Bentuk asesoris modern
18. Aktifkan layer Shape 1, buatlah duplikat layer tersebut dengan cara mengklik dan tahan
sambil menggerakkan ke ikon Create New Layer.
Gambar 4.1.2.9. Membuat duplikat layer
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
7
19. Jika berhasil, pada Palet Layer akan muncul hasil duplikasi layer tersebut dengan nama
Shape 1 copy. (Lihat gambar 4.1.2.10.).
20. Aktifkan layer Shape 1 copy kemudian tekan Ctrl+T untuk mentransformasikan. Klik
tombol mouse kanan dan pilih Flip Horizontal. Setelah selesai klik tombol Commit pada
option bar atau dapat juga menekan tombol Enter. (Lihat gambar 4.1.2.11.).
Gambar 4.1.2.10. Duplikat layer telah muncul
Gambar 4.1.2.11. Mentransformasikan objek
21. Kurangi tingkat kepekatan (opacity) dengan cara menggeser slider pada menjadi 50%.
Gambar 4.1.2.12. Mengurangi tingkat kepekatan (opacity)
22. Aktifkan Direct Selection tool.
Gambar 4.1.2.13. Mengaktifkan Direct Selection tool
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
8
23. Buatlah seleksi untuk memilih dua buah segmen yang akan dipindahkan secara
bersama-sama.
Gambar 4.1.2.14. Membuat seleksi menggunakan Direct Selection tool
24. Gunakan tombol panah ke kiri untuk menggeser dua buah segmen tersebut.
Gambar 4.1.2.15. Memindahkan posisi segmen
25. Langkah selanjutnya adalah membuat ilustrasi yang sama untuk memperindah tampilan.
Buatlah duplikat layer Shape 1 sekali lagi dengan cara menggeser layer tersebut ke ikon
Create New Layer. Kemudian modifikasi bentuknya menggunakan Convert Point tool
sehingga akan membentuk sebuah latar belakang yang modern. Ubahlah opacity-nya
menjadi 20%.
Gambar 4.1.2.16. Bentuk shape sebagai latar belakang
26. Berikutnya, aktifkan Pen tool dan buatlah Shape yang berbentuk seperti gambar berikut.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
9
Gambar 4.1.2.17. Membuat Shape lain
27. Seperti biasa, aktifkan Convert Point tool untuk membuat bagian yang lengkung.
Gambar 4.1.2.18. Mengatur lengkungan dengan Convert Point
28. Sehingga akan didapatkan sebuah bentuk interface yang modern.
Gambar 4.1.2.19 Bentuk sederhana layout Situs Pribadi
29. Duplikasi Shape 2 dengan cara menyeret layer tersebut ke ikon Create New Layer.
Kemudian ubahlah bentuknya agar lebih menarik lagi. Untuk memodifikasi, gunakan
Convert Point tool dan Direct Selection tool. Jika mengikuti petunjuk buku ini, bentuk
shape akan seperti nampak pada gambar berikut.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
10
Gambar 4.1.2.20. Bentuk layout setelah dimodifikasi
30. Terakhir, aktifkan Rectangle tool .
Gambar 4.1.2.21. Memilih Rectangle tool
31. Kemudian buatlah Shape berbentuk kotak memanjang. Jangan lupa memberi warna Shape
tersebut dengan kode warna #ea1c30.
Gambar 4.1.2.22. Membuat shape baru
4.2.1. Membuat Tombol
Setelah sebelumnya membuat bentuk interface untuk halaman situs, langkah selanjutnya adalah
membuat tombol yang eksklusif.
1. Pertama kali, aktifkan Rectangle Rounded tool.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
11
Gambar 4.1.3.1 Memilih Rounded Rectangle tool
2. Buatlah sebuah tombol berbentuk kotak.
Gambar 4.1.3.2. Bentuk shape baru
3. Aktifkan Direct Selection tool kemudian buatlah seleksi untuk memilih empat buah
segmen di bagian bawah.
Gambar 4.1.3.3. Memilih beberapa segmen
4. Geser ke kanan sebanyak 10 kali menggunakan tombol tanda panah ke kanan.
Gambar 4.1.3.4. Memindahkan segmen
5. Berilah efek bayangan (Drop Shadow) dengan cara mengklik ikon Layer Style (f) di
bagian bawah Palet Layers. (Lihat Gambar 4.1.3.5.).
6. Setelah kotak dialog Layer Style muncul, aturlah beberapa spesifikasi seperti nampak
pada gambar 4.1.3.6. Setelah selesai klik OK.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
12
Gambar 4.1.3.5. Memilih style Drop Shadow
Gambar 4.1.3.6. Setting untuk efek Drop Shadow
7. Langkah selanjutnya adalah membuat beberapa duplikasi tombol tersebut dengan cara
menggesernya ke ikon Create New Layer.
Gambar 4.1.3.7. Bentuk tombol yang sudah jadi
8. Buatlah tiga buah tombol lagi dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Anda dapat
menduplikasi tombol yang sudah ada atau membuat tombol baru lagi. Jika Anda telah
membuat tiga buah tombol, kira-kira bentuknya seperti gambar berikut ini.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
13
Gambar 4.1.3.8. Tampilan layout halaman muka sudah terbentuk
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com
14
Biografi Penulis
Slamet Riyanto. Kompetensi di bidang desain grafis terutama
masalah publishing (percetakan). Saat ini masih aktif bekerja di
Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) di Jalan Gatot Subroto 10.
Sejak 2002 telah menulis di Elexmedia Komputindo (Tips dan Trik
Photoshop 6, Singkat Tepat Jelas Adobe PageMaker 7, Tips dan
Trik Adobe Photoshop 7, Membuat Objek 3 Dimensi dengan
Photoshop 7, Melukis Digital dengan Photoshop 7). Selain menjadi
penulis aktif di Elexmedia, karya lain juga diterbitkan oleh
Datakom Lintas Buana (Desain Grafis demgan Photoshop 6,
Mendalami Photoshop 7, Tips dan Trik PageMaker 7, Praktikum
Photoshop CS2, dan Praktikum Mambo).
Menjadi instruktur di Brainmatics Cipta Informatika (http://brainmatics.com), Pengembang Web
dan Desainer lepas pada beberapa perusahaan IT di Jakarta (Biro Personel Metro Polri, Samapta
Polri, Cedawui, Penerbit Datakom, Koordinator bidang Desain Grafis dan Desktop Publishing
di IlmuKomputer.Com (IKC).
Berbagai artikel menarik lain tersedia secara gratis di situs blog http://slametriyanto.web.id
YM!: sl4metr

andri

Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar


Hadis riwayat Barra' bin Azib ra.:
Dari Nabi saw., beliau membacakan firman Allah: Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh. Kemudian beliau bersabda: Ayat ini turun mengenai siksa kubur. Ditanyakan kepada orang mukmin: Siapakah Tuhanmu? Ia menjawab: Tuhanku Allah dan nabiku Muhammad saw. Itulah yang dimaksudkan dengan firman Allah: Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat


Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah menebang dan membakar pohon milik Bani Nadhir yang berada di Buwairah. Di dalam hadisnya Qutaibah dan Ibnu Rumeh menambahkan: Kemudian Allah Taala menurunkan ayat: Apa saja yang kamu tebang dari pohon milik orang-orang kafir atau yang biarkan tumbuh berdiri di atas pokoknya, maka semua itu adalah dengan izin Allah, karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik


Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Allah mengutuk wanita-wanita pembuat tato dan wanita-wanita yang minta dibuatkan tato, wanita-wanita yang mencukur rambut wajah dan wanita-wanita yang minta dihilangkan rambut wajahnya serta wanita-wanita yang merenggangkan gigi demi kecantikan yang merubah ciptaan Allah. Perkataan Abdullah bin Masud itu sampai kepada seorang wanita dari Bani Asad bernama Ummu Yaqub yang sedang membaca Alquran. Lalu ia datang kepada Abdullah bin Masud dan berkata: Apakah benar berita yang sampai kepadaku, bahwa engkau mengutuk wanita-wanita pembuat tato, wanita-wanita yang minta dibuatkan tato, wanita-wanita yang minta dihilangkan rambut wajahnya dan wanita-wanita yang merenggangkan gigi demi kecantikan yang mengubah ciptaan Allah. Abdullah berkata: Bagaimana aku tidak mengutuk wanita-wanita yang telah dikutuk oleh Rasulullah saw? Sedangkan itu disebutkan dalam Kitab Allah. Wanita itu membantah: Aku sudah membaca semua isi Alquran, tetapi aku tidak mendapatkannya. Maka Abdullah bin Masud berkata: Jika engkau benar-benar membacanya, pasti engkau telah menemukannya. Allah Taala berfirman: Apa yang diberikan Rasul kepada kalian, maka ambilah dan apa yang ia larang atas kalian, maka tinggalkanlah. Wanita itu berkata: Aku melihat sesuatu (kejanggalan) pada istrimu dari yang engkau bicarakan ini. Abdullah bin Masud berkata: Pergilah dan lihat! Wanita itupun menemui istri Abdullah bin Masud. Ia tidak melihat suatu kejanggalan. Kemudian ia kembali kepadanya dan berkata: Aku tidak melihat suatu kejanggalan. Abdullah bin Masud berkata: Jika seandainya demikian (pada istriku terdapat sesuatu dari yang kubicarakan), tentu aku tidak akan menyetubuhinya


Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Tentang firman Allah: Janganlah engkau gerakkan lidahmu tergesa-gesa untuk membaca Alquran. Ia berkata: Dulu ketika malaikat Jibril turun menyampaikan wahyu, Nabi saw. sering menggerakkan lidah dan bibir beliau (untuk mengulang-ulang agar tidak lupa). Hal itu membuat beliau merasa berat. Keadaan beliau seperti itu dapat dilihat. Lalu Allah berfirman: Janganlah engkau gerakkan lidahmu terburu-buru untuk membacanya dan ingin cepat "menguasainya". Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkan di dadamu dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacanya, ikutilah bacaan itu. Kami menurunkannya, maka dengarkanlah baik-baik. Firman-Nya: Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya "Kami menjelaskannya melalui lidahmu". Ketika malaikat Jibril mendatangi beliau (untuk memberi wahyu), maka beliau diam mendengarkan. Setelah Jibril pergi, beliau membacanya, sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah pada beliau


Hadis riwayat Zaid bin Arqam ra., ia berkata:
Kami pernah keluar bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan di mana orang-orang banyak yang tertimpa musibah. Lalu Abdullah bin Ubay berkata kepada para pengikutnya: Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang Muhajirin yang ada di sisi Rasulullah saw. supaya mereka bubar meninggalkan Rasulullah saw. dari sekitarnya Zuhair berkata: Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya. Kata Zaid bin Arqam selanjutnya: Lalu aku datang melaporkan kepada Nabi saw. tentang ucapan Abdullah bin Ubay itu. Rasulullah saw. memanggil Abdullah bin Ubay untuk menanyakan hal itu. Tetapi, Abdullah bersumpah tidak pernah berkata demikian. Dia berkata: Zaid berbohong kepada Rasulullah saw. Aku merasa sangat susah mendengar perkataan itu, sampai Allah menurunkan ayat yang menyatakan kebenaranku: Apabila orang-orang munafik datang kepadamu. Kemudian Nabi saw. memanggil mereka (Abdullah bin Ubay dan para pengikutnya) untuk dimintakan ampun, tetapi mereka membuang muka (menolak dan berpaling), Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandarkan. Mereka sebenarnya adalah orang-orang yang bertubuh bagus


Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
Apabila Rasulullah saw. hendak keluar dalam suatu perjalanan selalu mengadakan undian di antara para istri beliau dan siapa di antara mereka yang keluar undiannya, maka Rasulullah saw. akan berangkat bersamanya. Aisyah berkata: Lalu Rasulullah saw. mengundi di antara kami untuk menentukan siapa yang akan ikut dalam perang dan ternyata keluarlah undianku sehingga aku pun berangkat bersama Rasulullah saw. Peristiwa itu terjadi setelah diturunkan ayat hijab (Al-Ahzab ayat 53) di mana aku dibawa dalam sekedup dan ditempatkan di sana selama perjalanan kami. Pada suatu malam ketika Rasulullah saw. selesai berperang lalu pulang dan kami telah mendekati Madinah, beliau memberikan aba-aba untuk berangkat. Aku pun segera bangkit setelah mendengar mereka mengumumkan keberangkatan lalu berjalan sampai jauh meninggalkan pasukan tentara. Seusai melaksanakan hajat, aku hendak langsung menghampiri unta tungganganku namun saat meraba dada, ternyata kalungku yang terbuat dari mutiara Zifar putus. Aku pun kembali untuk mencari kalungku sehingga tertahan karena pencarian itu. Sementara orang-orang yang bertugas membawaku mereka telah mengangkat sekedup itu dan meletakkannya ke atas punggung untaku yang biasa aku tunggangi karena mereka mengira aku telah berada di dalamnya. Ia menambahkan: Kaum wanita pada waktu itu memang bertubuh ringan dan langsing tidak banyak ditutupi daging karena mereka hanya mengkomsumsi makanan dalam jumlah sedikit sehingga orang-orang itu tidak merasakan beratnya sekedup ketika mereka mengangkatnya ke atas unta. Apalagi ketika itu aku anak perempuan yang masih belia. Mereka pun segera menggerakkan unta itu dan berangkat. Aku baru menemukan kalung itu setelah pasukan tentara berlalu. Kemudian aku mendatangi tempat perhentian mereka, namun tak ada seorang pun di sana. Lalu aku menuju ke tempat yang semula dengan harapan mereka akan merasa kehilangan dan kembali menjemputku. Ketika aku sedang duduk di tempatku rasa kantuk mengalahkanku sehingga aku pun tertidur. Ternyata ada Shafwan bin Muaththal As-Sulami Az-Dzakwani yang tertinggal di belakang pasukan sehingga baru dapat berangkat pada malam hari dan keesokan paginya ia sampai di tempatku. Dia melihat bayangan hitam seperti seorang yang sedang tidur lalu ia mendatangi dan langsung mengenali ketika melihatku karena ia pernah melihatku sebelum diwajibkan hijab. Aku terbangun oleh ucapannya, "inna lillaahi wa inna ilaihi raji`uun" pada saat dia mengenaliku. Aku segera menutupi wajahku dengan kerudung dan demi Allah, dia sama sekali tidak mengajakku bicara sepatah kata pun dan aku pun tidak mendengar satu kata pun darinya selain ucapan "inna lillahi wa inna ilaihi raji`uun". Kemudian ia menderumkan untanya dan memijak kakinya, sehingga aku dapat menaikinya. Dan ia pun berangkat sambil menuntun unta yang aku tunggangi hingga kami dapat menyusul pasukan yang sedang berteduh di tengah hari yang sangat panas. Maka celakalah orang-orang yang telah menuduhku di mana yang paling besar berperan ialah Abdullah bin Ubay bin Salul. Sampai kami tiba di Madinah dan aku pun segera menderita sakit setiba di sana selama sebulan. Sementara orang-orang ramai membicarakan tuduhan para pembuat berita bohong padahal aku sendiri tidak mengetahui sedikit pun tentang hal itu. Yang membuatku gelisah selama sakit adalah bahwa aku tidak lagi merasakan kelembutan Rasulullah saw. yang biasanya kurasakan ketika aku sakit. Rasulullah saw. hanya masuk menemuiku, mengucapkan salam, kemudian bertanya: Bagaimana keadaanmu? Hal itu membuatku gelisah, tetapi aku tidak merasakan adanya keburukan, sampai ketika aku keluar setelah sembuh bersama Ummu Misthah ke tempat pembuangan air besar di mana kami hanya keluar ke sana pada malam hari sebelum kami membangun tempat membuang kotoran (WC) di dekat rumah-rumah kami. Kebiasaan kami sama seperti orang-orang Arab dahulu dalam buang air. Kami merasa terganggu dengan tempat-tempat itu bila berada di dekat rumah kami. Aku pun berangkat dengan Ummu Misthah, seorang anak perempuan Abu Ruhum bin Muthalib bin Abdi Manaf dan ibunya adalah putri Shakher bin Amir, bibi Abu Bakar Sidik. Putranya bernama Misthah bin Utsatsah bin Abbad bin Muththalib. Aku dan putri Abu Ruhum langsung menuju ke arah rumahku sesudah selesai buang air. Tiba-tiba Ummu Misthah terpeleset dalam pakaian yang menutupi tubuhnya sehingga terucaplah dari mulutnya kalimat: Celakalah Misthah! Aku berkata kepadanya: Alangkah buruknya apa yang kau ucapkan! Apakah engkau memaki orang yang telah ikut serta dalam perang Badar? Ummu Misthah berkata: Wahai junjunganku, tidakkah engkau mendengar apa yang dia katakan? Aku menjawab: Memangnya apa yang dia katakan? Ummu Misthah lalu menceritakan kepadaku tuduhan para pembuat cerita bohong sehingga penyakitku semakin bertambah parah. Ketika aku kembali ke rumah, Rasulullah saw. masuk menemuiku, beliau mengucapkan salam kemudian bertanya: Bagaimana keadaanmu? Aku berkata: Apakah engkau mengizinkan aku mendatangi kedua orang tuaku? Pada saat itu aku ingin meyakinkan kabar itu dari kedua orang tuaku. Begitu Rasulullah saw. memberiku izin, aku pun segera pergi ke rumah orang tuaku. Sesampai di sana, aku bertanya kepada ibu: Wahai ibuku, apakah yang dikatakan oleh orang-orang mengenai diriku? Ibu menjawab: Wahai anakku, tenanglah! Demi Allah, jarang sekali ada wanita cantik yang sangat dicintai suaminya dan mempunyai beberapa madu, kecuali pasti banyak berita kotor dilontarkan kepadanya. Aku berkata: Maha suci Allah! Apakah setega itu orang-orang membicarakanku? Aku menangis malam itu sampai pagi air mataku tidak berhenti mengalir dan aku tidak dapat tidur dengan nyenyak. Pada pagi harinya, aku masih saja menangis. Beberapa waktu kemudian Rasulullah saw. memanggil Ali bin Abu Thalib dan Usamah bin Zaid untuk membicarakan perceraian dengan istrinya ketika wahyu tidak kunjung turun. Usamah bin Zaid memberikan pertimbangan kepada Rasulullah saw. sesuai dengan yang ia ketahui tentang kebersihan istrinya (dari tuduhan) dan berdasarkan kecintaan dalam dirinya yang ia ketahui terhadap keluarga Nabi saw. Ia berkata: Ya Rasulullah, mereka adalah keluargamu dan kami tidak mengetahui dari mereka kecuali kebaikan. Sedangkan Ali bin Abu Thalib berkata: Semoga Allah tidak menyesakkan hatimu karena perkara ini, banyak wanita selain dia (Aisyah). Jika engkau bertanya kepada budak perempuan itu (pembantu rumah tangga Aisyah) tentu dia akan memberimu keterangan yang benar. Lalu Rasulullah saw. memanggil Barirah (jariyah yang dimaksud) dan bertanya: Hai Barirah! Apakah engkau pernah melihat sesuatu yang membuatmu ragu tentang Aisyah? Barirah menjawab: Demi Zat yang telah mengutusmu membawa kebenaran! Tidak ada perkara buruk yang aku lihat dari dirinya kecuali bahwa Aisyah adalah seorang perempuan yang masih muda belia, yang biasa tidur di samping adonan roti keluarga lalu datanglah hewan-hewan ternak memakani adonan itu. Kemudian Rasulullah saw. berdiri di atas mimbar meminta bukti dari Abdullah bin Ubay bin Salul. Di atas mimbar itu, Rasulullah saw. bersabda: Wahai kaum muslimin, siapakah yang mau menolongku dari seorang yang telah sampai hati melukai hati keluarga? Demi Allah! Yang kuketahui pada keluargaku hanyalah kebaikan. Orang-orang juga telah menyebut-nyebut seorang lelaki yang kuketahui baik. Dia tidak pernah masuk menemui keluargaku (istriku) kecuali bersamaku. Maka berdirilah Saad bin Muaz Al-Anshari seraya berkata: Aku yang akan menolongmu dari orang itu, wahai Rasulullah. Jika dia dari golongan Aus, aku akan memenggal lehernya dan kalau dia termasuk saudara kami dari golongan Khazraj, maka engkau dapat memerintahkanku dan aku akan melaksanakan perintahmu. Mendengar itu, berdirilah Saad bin Ubadah. Dia adalah pemimpin golongan Khazraj dan seorang lelaki yang baik tetapi amarahnya bangkit karena rasa fanatik golongan. Dia berkata tertuju kepada Saad bin Muaz: Engkau salah! Demi Allah, engkau tidak akan membunuhnya dan tidak akan mampu untuk membunuhnya! Lalu Usaid bin Hudhair saudara sepupu Saad bin Muaz, berdiri dan berkata kepada Saad bin Ubadah: Engkau salah! Demi Allah, kami pasti akan membunuhnya! Engkau adalah orang munafik yang berdebat untuk membela orang-orang munafik. Bangkitlah amarah kedua golongan yaitu Aus dan Khazraj, sehingga mereka hampir saling berbaku-hantam dan Rasulullah saw. masih berdiri di atas mimbar terus berusaha meredahkan emosi mereka mereka hingga mereka diam dan Rasulullah saw. diam. Sementara itu, aku menangis sepanjang hari, air mataku tidak berhenti mengalir dan aku pun tidak merasa nyenyak dalam tidur. Aku masih saja menangis pada malam berikutnya, air mataku tidak berhenti mengalir dan juga tidak merasa enak tidur. Kedua orang tuaku mengira bahwa tangisku itu akan membelah jantungku. Ketika kedua orang tuaku sedang duduk di sisiku yang masih menangis, datanglah seorang perempuan Ansar meminta izin menemuiku. Aku memberinya izin lalu dia pun duduk sambil menangis. Pada saat kami sedang dalam keadaan demikian, Rasulullah saw. masuk. Beliau memberi salam, lalu duduk. Beliau belum pernah duduk di dekatku sejak ada tuduhan yang bukan-bukan kepadaku, padahal sebulan telah berlalu tanpa turun wahyu kepada beliau mengenai persoalanku. Rasulullah saw. mengucap syahadat pada waktu duduk kemudian bersabda: Selanjutnya. Hai Aisyah, sesungguhnya telah sampai kepadaku bermacam tuduhan tentang dirimu. Jika engkau memang bersih, Allah pasti akan membersihkan dirimu dari tuduhan-tuduhan itu. Tetapi kalau engkau memang telah berbuat dosa, maka mohonlah ampun kepada Allah dan bertobatlah kepada-Nya. Sebab, bila seorang hamba mengakui dosanya kemudian bertobat, tentu Allah akan menerima tobatnya. Ketika Rasulullah saw. selesai berbicara, air mataku pun habis sehingga aku tidak merasakan satu tetespun terjatuh. Lalu aku berkata kepada ayahku: Jawablah untukku kepada Rasulullah saw. mengenai apa yang beliau katakan. Ayahku menyahut: Demi Allah, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan kepada Rasulullah saw. Kemudian aku berkata kepada ibuku: Jawablah untukku kepada Rasulullah saw.! Ibuku juga berkata: Demi Allah, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan kepada Rasulullah saw. Maka aku pun berkata: Aku adalah seorang perempuan yang masih muda belia. Aku tidak banyak membaca Alquran. Demi Allah, aku tahu bahwa kalian telah mendengar semua ini, hingga masuk ke hati kalian, bahkan kalian mempercayainya. Jika aku katakan kepada kalian, bahwa aku bersih dan Allah pun tahu bahwa aku bersih, mungkin kalian tidak juga mempercayaiku. Dan jika aku mengakui hal itu di hadapan kalian, sedangkan Allah mengetahui bahwa aku bersih, tentu kalian akan mempercayaiku. Demi Allah, aku tidak menemukan perumpamaan yang tepat bagiku dan bagi kalian, kecuali sebagaimana dikatakan ayah Nabi Yusuf: Kesabaran yang baik itulah kesabaranku. Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan. Kemudian aku pindah dan berbaring di tempat tidurku. Demi Allah, pada saat itu aku yakin diriku bersih dan Allah akan menunjukkan kebersihanku. Tetapi, sungguh aku tidak berharap akan diturunkan wahyu tentang persoalanku. Aku kira persoalanku terlalu remeh untuk dibicarakan Allah Taala dengan wahyu yang diturunkan. Namun, aku berharap Rasulullah saw. akan bermimpi bahwa Allah membersihkan diriku dari fitnah itu. Rasulullah saw. belum lagi meninggalkan tempat duduknya dan tak seorang pun dari isi rumah ada yang keluar, ketika Allah Taala menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya. Tampak Rasulullah saw. merasa kepayahan seperti biasanya bila beliau menerima wahyu, hingga bertetesan keringat beliau bagaikan mutiara di musim dingin, karena beratnya firman yang diturunkan kepada beliau. Ketika keadaan yang demikian telah hilang dari Rasulullah saw. (wahyu telah selesai turun), maka sambil tertawa perkataan yang pertama kali beliau ucapkan adalah: Bergembiralah, wahai Aisyah, sesungguhnya Allah telah membersihkan dirimu dari tuduhan. Lalu ibuku berkata kepadaku: Bangunlah! Sambutlah beliau! Aku menjawab: Demi Allah, aku tidak akan bangun menyambut beliau. Aku hanya akan memuji syukur kepada Allah. Dialah yang telah menurunkan ayat Alquran yang menyatakan kebersihanku. Allah Taala menurunkan ayat: Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golonganmu juga, dan sepuluh ayat berikutnya. Allah menurunkan ayat-ayat tersebut yang menyatakan kebersihanku. Abu Bakar yang semula selalu memberikan nafkah kepada Misthah karena kekerabatan dan kemiskinannya, pada saat itu mengatakan: Demi Allah, aku tidak akan lagi memberikan nafkah kepadanya sedikitpun selamanya, sesudah apa yang dia katakan terhadap Aisyah. Sebagai teguran atas ucapan itu, Allah menurunkan ayat selanjutnya ayat: Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kalian, bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabat mereka, orang-orang miskin sampai pada firman-Nya: Apakah kalian tidak ingin bahwa Allah mengampuni kalian. (Hibban bin Musa berkata: Abdullah bin Mubarak berkata: Ini adalah ayat yang paling aku harapkan dalam Kitab Allah). Maka berkatalah Abu Bakar: Demi Allah, tentu saja aku sangat menginginkan ampunan Allah. Selanjutnya dia (Abu Bakar) kembali memberikan nafkah kepada Misthah seperti sediakala dan berkata: Aku tidak akan berhenti memberikannya nafkah untuk selamanya. Aisyah meneruskan: Rasulullah saw. pernah bertanya kepada Zainab binti Jahsy, istri Nabi saw. tentang persoalanku: Apa yang kamu ketahui? Atau apa pendapatmu? Zainab menjawab: Wahai Rasulullah, aku selalu menjaga pendengaran dan penglihatanku (dari hal-hal yang tidak layak). Demi Allah, yang kuketahui hanyalah kebaikan. Aisyah berkata: Padahal dialah yang menyaingi kecantikanku dari antara para istri Nabi saw. Allah menganugerahinya dengan sikap warak (menjauhkan diri dari maksiat dan perkara meragukan) lalu mulailah saudara perempuannya, yaitu Hamnah binti Jahsy, membelanya dengan rasa fanatik (yakni ikut menyebarkan apa yang dikatakan oleh pembuat cerita bohong). Maka celakalah ia bersama orang-orang yang celaka



Hadis riwayat Ubay bin Kaab ra.:
Dari Said bin Jubair ia berkata: Aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas ra. bahwa Naufan Al-Bukali beranggapan bahwa Musa as. nabi Bani Israel adalah bukan Musa yang menjadi sahabat Khidhir. Ibnu Abbas berkata: Musuh Allah adalah pembohong. Aku pernah mendengar Ubay bin Kaab ra. berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Musa as. pernah berdiri berpidato di tengah-tengah Bani Israel. Dia (Musa) lalu ditanya: Siapakah manusia yang paling berilmu? Dia jawab: Akulah orang yang paling berilmu. Allah lantas menegurnya karena dia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah. Allah lalu memberi wahyu kepadanya bahwa salah seorang hamba-Ku yang menetap di tempat pertemuan dua lautan adalah lebih berilmu daripada kamu. Selanjutnya Musa bertanya: Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat bertemu dengannya? Dikatakan kepadanya: Bawalah seekor ikan dalam sebuah keranjang. Di mana saja kamu kehilangan ikan tersebut, maka di situlah dia berada. Kemudian Musa pun berangkat bersama muridnya bernama Yusya` bin Nun. Musa as. membawa ikan tersebut dalam sebuah keranjang. Dia dan muridnya berangkat dengan berjalan kaki sampai keduanya mencapai sebuah batu karang besar dan tidurlah Musa as. dan muridnya. Sementara ikan yang berada dalam keranjang bergerak dan keluar dari keranjang lalu jatuh ke laut. Kemudian Allah menahan ombak, sehingga menjadi seperti sebuah lengkungan buat melintas ikan tersebut. Musa as. dan muridnya terheran-heran. Mereka meneruskan sisa perjalanan pada siang dan malam hari sedangkan murid Musa as. lupa untuk memberitahukannya. Keesokan paginya Musa as. berkata kepada muridnya: Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. Tetapi (Musa as.) tidak akan merasa letih sebelum dia sampai di tempat yang diperintahkan. Muridnya berkata: Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di sebuah batu karang tadi, aku lupa menceritakan tentang ikan itu, setanlah sebenarnya yang membuatku lupa untuk menceritakannya, ikan itu telah masuk ke laut dengan cara yang sangat aneh sekali. Selanjutnya Musa as. berkata: Kalau begitu itulah tempat yang kita cari. Keduanya lalu kembali. Keduanya mengikuti jejak mereka semula. Hingga ketika mereka tiba di batu karang tadi Musa tiba-tiba melihat seorang lelaki yang berselimut dengan sebuah pakaian dan itulah Khidhir. Musa as. mengucapkan salam kepadanya. Khidhir bertanya kepadanya: Ternyata di negerimu terdapat salam! (Musa as.) berkata: Aku adalah Musa. Khidhir bertanya: Musa Bani Israel? Dia menjawab: Ya. Khidhir berkata: Sesungguhnya kamu memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepada kamu yang aku tidak ketahui. Sebaliknya aku juga memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepadaku yang tidak kamu ketahui. Musa as. berkata kepada Khidhir: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Khidhir menjawab: Sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? Musa as. berkata: Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusanpun. Khidhir berkata kepadanya: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu. Musa menjawab: Baiklah. Khidhir dan Musa as. lalu berangkat dengan berjalan kaki di tepi pantai dan lewatlah sebuah perahu di hadapan mereka berdua. Mereka bercakap-cakap dengan para penumpangnya agar mau mengangkut mereka. Karena sudah kenal dengan Khidhir, mereka lalu membawa keduanya tanpa bayaran. Khidhir beranjak ke salah satu papan perahu lalu dicabutnya. Musa as. berkata kepada Khidhir: Mereka telah membawa kita dengan cuma-cuma tetapi dengan sengaja perahu mereka kamu lobangi! Apakah kamu hendak menenggelamkan penumpangnya. Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar? Khidhir berkata: Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa as. berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. Selanjutnya mereka meninggalkan perahu tersebut. Saat mereka sedang berjalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak remaja bermain dengan beberapa temannya. Khidhir memegang kepala anak itu lalu memenggalnya sehingga terbunuhlah ia. Musa as. berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu? Bukankah dia tidak membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar. Khidhir berkata: Bukankah sudah aku katakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku. Perbuatan ini lebih kejam lagi daripada yang pertama. Selanjutnya Musa as. berkata: Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku. Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Ia berkata: Miring, Khidhir mengisyaratkan dengan tangannya dan menegakkan dinding tersebut. Musa as. berkata kepada Khidhir: Orang-orang yang kita datangi tidak mau menerima kita sebagai tamu dan tidak mau menjamu kita. Jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk pekerjaan itu. Khidhir berkata: Inilah perpisahan kita. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang membuat kamu tidak sabar terhadapnya. Rasulullah saw. bersabda: Semoga Allah merahmati Musa. Aku akan senang sekali kalau saja Musa as. bisa bersabar sehingga dia dapat menceritakan kepada kita tentang pengalaman mereka berdua. Rasulullah saw. bersabda: Tindakan Musa as. yang pertama memang karena lupa. Beliau bersabda: Seekor burung terbang lalu hinggap pada tepi perahu itu dan mematuk ke laut. Khidhir lalu berkata kepadanya: Ilmu kita jika dibandingkan dengan ilmu Allah adalah seperti patukan seekor burung pipit tersebut pada laut itu


Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
Wahyu pertama yang diterima Rasulullah adalah mimpi yang benar. Setiap kali beliau bermimpi, mimpi itu datang bagaikan terangnya Subuh. Kemudian beliau sering menyendiri. Biasanya beliau menyepi di gua Hira'. Di sana, beliau beribadah beberapa malam, sebelum kembali kepada keluarganya (istrinya) dan mempersiapkan bekal untuk itu. Kemudian beliau pulang ke Khadijah, mengambil bekal lagi untuk beberapa malam. Hal itu terus beliau lakukan sampai tiba-tiba wahyu datang ketika beliau sedang berada di gua Hira'. Malaikat (Jibril as.) datang dan berkata: Bacalah. Beliau menjawab: Aku tidak dapat membaca. Rasulullah saw. bersabda: Malaikat itu menarik dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan. Lalu ia melepaskanku seraya berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dia menarik dan mendekapku lagi, hingga aku merasa kepayahan. Kemudian ia melepaskan sambil berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dan untuk yang ketiga kalinya ia menarik dan mendekapku sehingga aku merasa kepayahan, lalu ia melepaskanku dan berkata: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui. Rasulullah saw. pulang membawa ayat tersebut dalam keadaan gemetar, hingga beliau masuk ke rumah Khadijah seraya berkata: Selimuti aku, selimuti aku! Keluarganya pun menyelimutinya, hingga gemetarnya hilang. Kemudian beliau berkata kepada Khadijah: Hai Khadijah, apa yang telah terjadi denganku? Lalu beliau menceritakan seluruh peristiwa. Beliau berkata: Aku benar-benar khawatir terhadap diriku. Khadijah menghibur beliau: Jangan begitu, bergembirahlah. Demi Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Demi Allah, sungguh engkau telah menyambung tali persaudaraan, engkau jujur dalam berkata: engkau telah memikul beban orang lain, engkau sering membantu keperluan orang tak punya, menjamu tamu dan selalu membela kebenaran. Kemudian Khadijah mengajak beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, saudara misan Khadijah. Dia adalah seorang penganut Kristen di masa Jahiliyah. Dia pandai menulis kitab berbahasa Arab dan menerjemahkan kitab Injil ke bahasa Arab, sesuai dengan kehendak Allah. Dia telah tua dan buta. Khadijah berkata kepadanya: Paman, dengarkanlah cerita keponakanmu ini (Muhammad). Waraqah bin Naufal berkata: Hai keponakanku, apa yang engkau alami? Rasulullah saw. menceritakan semua peristiwa yang beliau alami. Mendengar penuturan itu, Waraqah berkata: Ini adalah Namus (Jibril as.) yang dahulu datang kepada Musa as. Seandainya saja di saat kenabianmu aku masih muda. Oh... seandainya saja aku masih hidup pada saat engkau diusir oleh kaummu. Rasulullah saw. bertanya: Apakah mereka akan mengusirku? Waraqah menjawab: Ya, setiap orang yang datang mengemban tugas sepertimu pasti dimusuhi. Jika harimu itu sempat kualami, tentu aku akan membelamu mati-matian


Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Dari Said bin Jubair, ia berkata: Penduduk Kufah berselisih mengenai ayat: Barang siapa membunuh orang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, maka aku pergi menjumpai Ibnu Abbas ra. untuk menanyakan ayat ini. Ia menjawab: Ayat tersebut termasuk ayat-ayat yang terakhir diturunkan dan tidak ada satu ayat pun yang menasakhnya (membatalkan hukumnya)


Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Setiap pemilik emas atau perak yang tidak mau memenuhi haknya (tidak mau membayar zakat), pada hari kiamat pasti ia akan diratakan dengan lempengan-lempengan bagaikan api, lalu lempengan-lempengan itu dipanaskan di neraka Jahanam, kemudian lambungnya diseterika dengan lempengan itu, juga dahi dan punggungnya. Setiap kali lempengan itu mendingin, akan dipanaskan kembali. Hal itu terjadi dalam sehari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun. Hal ini berlangung terus sampai selesai keputusan untuk tiap hamba. Lalu ditampakkan jalannya, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan unta? Rasulullah saw. bersabda: Begitu pula pemilik unta yang tidak mau memenuhi haknya. Di antara haknya adalah (zakat) susunya pada waktu keluar. Pada hari kiamat, pasti unta-unta itu dibiarkan di padang terbuka, sebanyak yang ada, tidak berkurang seekor anak unta pun dari unta-untanya itu. Dengan tapak kakinya, unta-unta itu akan menginjak-injak pemiliknya dan dengan mulutnya, mereka menggigit pemilik itu. Setelah unta yang pertama telah melewatinya, maka unta yang lain kembali kepadanya. Ini terjadi dalam satu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan sapi dan kambing? Rasulullah saw. bersabda: Demikian juga pemilik sapi dan kambing yang tidak mau memenuhi hak sapi dan kambing miliknya itu. Pada hari kiamat, tentu sapi dan kambing itu akan dilepas di suatu padang yang rata, tidak kurang seekor pun. Sapi-sapi dan kambing-kambing itu tidak ada yang bengkok, pecah atau hilang tanduknya. Semuanya menanduk orang itu dengan tanduk-tanduknya dan menginjak-injak dengan tapak-kaki tapak-kakinya. Setiap lewat yang pertama, maka kembalilah yang lain. Demikian terus-menerus dalam satu hari yang sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kuda? Beliau bersabda: Kuda itu ada tiga macam; menjadi dosa bagi seseorang, menjadi tameng bagi seseorang dan menjadi ganjaran bagi seseorang. Adapun kuda yang menjadi dosa bagi seseorang adalah kuda yang diikat dengan maksud pamer, bermegah-megahan dan memusuhi penduduk Islam, maka kuda itu bagi pemiliknya merupakan dosa. Adapun yang menjadi tameng bagi seseorang adalah kuda yang diikat pemiliknya untuk berjuang di jalan Allah, kemudian pemilik itu tidak melupakan hak Allah yang terdapat pada punggung dan leher kuda, maka kuda itu menjadi tameng bagi pemiliknya (penghalang dari api neraka). Adapun kuda yang menjadi ganjaran bagi pemiliknya adalah kuda yang diikat untuk berjuang di jalan Allah, untuk penduduk Islam pada tanah yang subur dan taman. Maka sesuatu yang dimakan oleh kuda itu pada tanah subur atau taman tersebut, pasti dicatat untuk pemiliknya sebagai kebaikan sejumlah yang telah dimakan oleh kuda dan dicatat pula untuk pemiliknya kebaikan sejumlah kotoran dan air kencingnya. Bila tali pengikat terputus, lalu kuda itu membedal, lari sekali atau dua kali, maka Allah akan mencatat untuk pemiliknya kebaikan sejumlah langkah-langkah dan kotoran-kotorannya. Dan jika pemilik kuda itu melewatkan kudanya pada sungai, kemudian kuda itu minum dari air sungai tersebut, padahal ia tidak hendak memberi minum kudanya itu, maka Allah pasti mencatat untuknya kebaikan sejumlah apa yang telah diminum kudanya. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan keledai? Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada wahyu yang diturunkan kepadaku tentang keledai kecuali satu ayat yang unik dan menyeluruh ini:


Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Ketika turun ayat: Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu, kaum muslimin merasa sangat sedih sekali, lalu Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu sekalian terlalu bersedih dan tetaplah berbuat kebaikan karena dalam setiap musibah yang menimpa seorang muslim terdapat penghapusan dosa bahkan dalam bencana kecil yang menimpanya atau karena sebuah duri yang menusuknya


Hadis riwayat Aisyah ra.:
Tentang firman Allah: Barang siapa yang miskin, maka ia boleh memakan (menggunakan) harta itu menurut dengan yang sepantasnya, ia berkata: Ayat ini diturunkan mengenai seorang wali yang mengurus harta anak yatim serta yang mengasuh dan mendidiknya, jika ia membutuhkan ia boleh memakan harta anak yatim itu dengan yang sewajarnya


Hadis riwayat Ubay bin Kaab ra.:
Dari Said bin Jubair ia berkata: Aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas ra. bahwa Naufan Al-Bukali beranggapan bahwa Musa as. nabi Bani Israel adalah bukan Musa yang menjadi sahabat Khidhir. Ibnu Abbas berkata: Musuh Allah adalah pembohong. Aku pernah mendengar Ubay bin Kaab ra. berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Musa as. pernah berdiri berpidato di tengah-tengah Bani Israel. Dia (Musa) lalu ditanya: Siapakah manusia yang paling berilmu? Dia jawab: Akulah orang yang paling berilmu. Allah lantas menegurnya karena dia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah. Allah lalu memberi wahyu kepadanya bahwa salah seorang hamba-Ku yang menetap di tempat pertemuan dua lautan adalah lebih berilmu daripada kamu. Selanjutnya Musa bertanya: Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat bertemu dengannya? Dikatakan kepadanya: Bawalah seekor ikan dalam sebuah keranjang. Di mana saja kamu kehilangan ikan tersebut, maka di situlah dia berada. Kemudian Musa pun berangkat bersama muridnya bernama Yusya` bin Nun. Musa as. membawa ikan tersebut dalam sebuah keranjang. Dia dan muridnya berangkat dengan berjalan kaki sampai keduanya mencapai sebuah batu karang besar dan tidurlah Musa as. dan muridnya. Sementara ikan yang berada dalam keranjang bergerak dan keluar dari keranjang lalu jatuh ke laut. Kemudian Allah menahan ombak, sehingga menjadi seperti sebuah lengkungan buat melintas ikan tersebut. Musa as. dan muridnya terheran-heran. Mereka meneruskan sisa perjalanan pada siang dan malam hari sedangkan murid Musa as. lupa untuk memberitahukannya. Keesokan paginya Musa as. berkata kepada muridnya: Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. Tetapi (Musa as.) tidak akan merasa letih sebelum dia sampai di tempat yang diperintahkan. Muridnya berkata: Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di sebuah batu karang tadi, aku lupa menceritakan tentang ikan itu, setanlah sebenarnya yang membuatku lupa untuk menceritakannya, ikan itu telah masuk ke laut dengan cara yang sangat aneh sekali. Selanjutnya Musa as. berkata: Kalau begitu itulah tempat yang kita cari. Keduanya lalu kembali. Keduanya mengikuti jejak mereka semula. Hingga ketika mereka tiba di batu karang tadi Musa tiba-tiba melihat seorang lelaki yang berselimut dengan sebuah pakaian dan itulah Khidhir. Musa as. mengucapkan salam kepadanya. Khidhir bertanya kepadanya: Ternyata di negerimu terdapat salam! (Musa as.) berkata: Aku adalah Musa. Khidhir bertanya: Musa Bani Israel? Dia menjawab: Ya. Khidhir berkata: Sesungguhnya kamu memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepada kamu yang aku tidak ketahui. Sebaliknya aku juga memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepadaku yang tidak kamu ketahui. Musa as. berkata kepada Khidhir: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Khidhir menjawab: Sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? Musa as. berkata: Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusanpun. Khidhir berkata kepadanya: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu. Musa menjawab: Baiklah. Khidhir dan Musa as. lalu berangkat dengan berjalan kaki di tepi pantai dan lewatlah sebuah perahu di hadapan mereka berdua. Mereka bercakap-cakap dengan para penumpangnya agar mau mengangkut mereka. Karena sudah kenal dengan Khidhir, mereka lalu membawa keduanya tanpa bayaran. Khidhir beranjak ke salah satu papan perahu lalu dicabutnya. Musa as. berkata kepada Khidhir: Mereka telah membawa kita dengan cuma-cuma tetapi dengan sengaja perahu mereka kamu lobangi! Apakah kamu hendak menenggelamkan penumpangnya. Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar? Khidhir berkata: Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa as. berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. Selanjutnya mereka meninggalkan perahu tersebut. Saat mereka sedang berjalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak remaja bermain dengan beberapa temannya. Khidhir memegang kepala anak itu lalu memenggalnya sehingga terbunuhlah ia. Musa as. berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu? Bukankah dia tidak membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar. Khidhir berkata: Bukankah sudah aku katakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku. Perbuatan ini lebih kejam lagi daripada yang pertama. Selanjutnya Musa as. berkata: Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku. Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Ia berkata: Miring, Khidhir mengisyaratkan dengan tangannya dan menegakkan dinding tersebut. Musa as. berkata kepada Khidhir: Orang-orang yang kita datangi tidak mau menerima kita sebagai tamu dan tidak mau menjamu kita. Jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk pekerjaan itu. Khidhir berkata: Inilah perpisahan kita. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang membuat kamu tidak sabar terhadapnya. Rasulullah saw. bersabda: Semoga Allah merahmati Musa. Aku akan senang sekali kalau saja Musa as. bisa bersabar sehingga dia dapat menceritakan kepada kita tentang pengalaman mereka berdua. Rasulullah saw. bersabda: Tindakan Musa as. yang pertama memang karena lupa. Beliau bersabda: Seekor burung terbang lalu hinggap pada tepi perahu itu dan mematuk ke laut. Khidhir lalu berkata kepadanya: Ilmu kita jika dibandingkan dengan ilmu Allah adalah seperti patukan seekor burung pipit tersebut pada laut itu


Hadis riwayat Zaid bin Arqam ra., ia berkata:
Kami pernah berbicara dalam salat. Seseorang berbicara dengan teman yang ada di sampingnya dalam salat. Hingga ketika turun ayat: Berdirilah untuk Allah "dalam salatmu" dengan khusyuk. Kami diperintahkan diam dan dilarang berbicara



Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Bahwa Pada hari Jumat, ketika Nabi saw. sedang berdiri menyampaikan khutbah, tiba-tiba datang kafilah dari Syam. Kaum muslimin yang saat itu sedang mendengarkan khutbah Nabi berhambur keluar menuju kafilah tersebut, sehingga hanya dua belas orang yang tetap (berada dalam mesjid). Lalu turunlah ayat yang terdapat dalam surat Al-Jumu`ah ini: Bila mereka melihat perdagangan "bisnis" atau permainan, mereka bubar demi hal tersebut, meninggalkanmu yang sedang berdiri "berkhutbah"


Hadis riwayat Ubay bin Kaab ra.:
Dari Said bin Jubair ia berkata: Aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas ra. bahwa Naufan Al-Bukali beranggapan bahwa Musa as. nabi Bani Israel adalah bukan Musa yang menjadi sahabat Khidhir. Ibnu Abbas berkata: Musuh Allah adalah pembohong. Aku pernah mendengar Ubay bin Kaab ra. berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Musa as. pernah berdiri berpidato di tengah-tengah Bani Israel. Dia (Musa) lalu ditanya: Siapakah manusia yang paling berilmu? Dia jawab: Akulah orang yang paling berilmu. Allah lantas menegurnya karena dia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah. Allah lalu memberi wahyu kepadanya bahwa salah seorang hamba-Ku yang menetap di tempat pertemuan dua lautan adalah lebih berilmu daripada kamu. Selanjutnya Musa bertanya: Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat bertemu dengannya? Dikatakan kepadanya: Bawalah seekor ikan dalam sebuah keranjang. Di mana saja kamu kehilangan ikan tersebut, maka di situlah dia berada. Kemudian Musa pun berangkat bersama muridnya bernama Yusya` bin Nun. Musa as. membawa ikan tersebut dalam sebuah keranjang. Dia dan muridnya berangkat dengan berjalan kaki sampai keduanya mencapai sebuah batu karang besar dan tidurlah Musa as. dan muridnya. Sementara ikan yang berada dalam keranjang bergerak dan keluar dari keranjang lalu jatuh ke laut. Kemudian Allah menahan ombak, sehingga menjadi seperti sebuah lengkungan buat melintas ikan tersebut. Musa as. dan muridnya terheran-heran. Mereka meneruskan sisa perjalanan pada siang dan malam hari sedangkan murid Musa as. lupa untuk memberitahukannya. Keesokan paginya Musa as. berkata kepada muridnya: Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. Tetapi (Musa as.) tidak akan merasa letih sebelum dia sampai di tempat yang diperintahkan. Muridnya berkata: Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di sebuah batu karang tadi, aku lupa menceritakan tentang ikan itu, setanlah sebenarnya yang membuatku lupa untuk menceritakannya, ikan itu telah masuk ke laut dengan cara yang sangat aneh sekali. Selanjutnya Musa as. berkata: Kalau begitu itulah tempat yang kita cari. Keduanya lalu kembali. Keduanya mengikuti jejak mereka semula. Hingga ketika mereka tiba di batu karang tadi Musa tiba-tiba melihat seorang lelaki yang berselimut dengan sebuah pakaian dan itulah Khidhir. Musa as. mengucapkan salam kepadanya. Khidhir bertanya kepadanya: Ternyata di negerimu terdapat salam! (Musa as.) berkata: Aku adalah Musa. Khidhir bertanya: Musa Bani Israel? Dia menjawab: Ya. Khidhir berkata: Sesungguhnya kamu memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepada kamu yang aku tidak ketahui. Sebaliknya aku juga memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepadaku yang tidak kamu ketahui. Musa as. berkata kepada Khidhir: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Khidhir menjawab: Sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? Musa as. berkata: Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusanpun. Khidhir berkata kepadanya: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu. Musa menjawab: Baiklah. Khidhir dan Musa as. lalu berangkat dengan berjalan kaki di tepi pantai dan lewatlah sebuah perahu di hadapan mereka berdua. Mereka bercakap-cakap dengan para penumpangnya agar mau mengangkut mereka. Karena sudah kenal dengan Khidhir, mereka lalu membawa keduanya tanpa bayaran. Khidhir beranjak ke salah satu papan perahu lalu dicabutnya. Musa as. berkata kepada Khidhir: Mereka telah membawa kita dengan cuma-cuma tetapi dengan sengaja perahu mereka kamu lobangi! Apakah kamu hendak menenggelamkan penumpangnya. Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar? Khidhir berkata: Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa as. berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. Selanjutnya mereka meninggalkan perahu tersebut. Saat mereka sedang berjalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak remaja bermain dengan beberapa temannya. Khidhir memegang kepala anak itu lalu memenggalnya sehingga terbunuhlah ia. Musa as. berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu? Bukankah dia tidak membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar. Khidhir berkata: Bukankah sudah aku katakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku. Perbuatan ini lebih kejam lagi daripada yang pertama. Selanjutnya Musa as. berkata: Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku. Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Ia berkata: Miring, Khidhir mengisyaratkan dengan tangannya dan menegakkan dinding tersebut. Musa as. berkata kepada Khidhir: Orang-orang yang kita datangi tidak mau menerima kita sebagai tamu dan tidak mau menjamu kita. Jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk pekerjaan itu. Khidhir berkata: Inilah perpisahan kita. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang membuat kamu tidak sabar terhadapnya. Rasulullah saw. bersabda: Semoga Allah merahmati Musa. Aku akan senang sekali kalau saja Musa as. bisa bersabar sehingga dia dapat menceritakan kepada kita tentang pengalaman mereka berdua. Rasulullah saw. bersabda: Tindakan Musa as. yang pertama memang karena lupa. Beliau bersabda: Seekor burung terbang lalu hinggap pada tepi perahu itu dan mematuk ke laut. Khidhir lalu berkata kepadanya: Ilmu kita jika dibandingkan dengan ilmu Allah adalah seperti patukan seekor burung pipit tersebut pada laut itu


Hadis riwayat Barra' ra., ia berkata:
Dahulu, Jika orang-orang Ansar menunaikan haji, lalu mereka kembali (ke rumah mereka), mereka memasuki rumah mereka melalui pintu belakang. Kemudian seorang Ansar memasuki rumahnya melalui pintu depan, lalu hal itu dipertanyakan kepadanya, maka turunlah ayat: Bukanlah merupakan kebaktian memasuki rumah-rumah dari belakangnya


Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Tentang firman Allah Taala: Dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salatmu dan jangan pula memelankannya. Ia berkata ayat ini turun ketika Rasulullah saw. sedang bersembunyi di Mekah. Ketika beliau salat bersama para sahabat, beliau mengeraskan suaranya dalam membaca Alquran. Orang-orang musyrik yang mendengarnya menjelek-jelekan Alquran, Allah yang menurunkannya dan Nabi yang membawanya. Maka Allah Taala berfirman: Janganlah engkau mengeraskan suaramu di dalam salatmu, sehingga orang-orang musyrik mendengar bacaanmu: Dan janganlah engkau memelankannya sehingga sahabatmu tidak mendengarnya. Carilah cara di antara kedua hal itu. Akhirnya beliau membaca antara keras dan pelan


Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Abu Jahal berkata: Ya Allah, sekiranya Alquran ini benar datang dari sisi-Mu, maka turunkanlah hujan batu dari langit atau timpakan kepada kami siksa yang pedih. Lalu turunlah ayat: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Kenapa Allah tidak mengazab mereka, padahal mereka menghalangi orang untuk mendatangi Masjidilharam, sampai akhir ayat